Senin, 05 April 2010

aik4

Larangan Khianat dan Menyia-Nyiakan Amanah Cetak halaman ini Kirim halaman ini ke teman via E-mail
Syaikh Salim bin 'Ied al-Hilali
Wednesday, 28 May 2008

Allah SWT berfirman (artinya), "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (Al-Anfaal: 27).

Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a., ia berkata (artinya), "Suatu ketika Rasulullah saw. berkhutbah di hadapan kami, dalam khutbahnya beliau berkata, 'Tidak ada iman bagi yang tidak memiliki sifat amanah. Dan, tidak ada agama bagi yang tidak menepati perjanjian'." (Shahih, Ahmad [III/135, 154, 210 dan 251], al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah [38], Ibnu Hibban [194], al-Baihaqi [IV/97, VI/288 dan IX/231], al-Qudha'i dalam Musnad asy-Syihaab [848, 849 dan 850]).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, "Rasulullah saw. pernah berdo'a, 'Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa lapar, karena lapar merupakan seburuk-buruk pendamping. Dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat khianat (yaitu tidak menunaikan amanat Allah dan manusia), karena khianat merupakan seburuk-buruk perangai'." (Shahih, Abu Dawud [1547], an-Nasa'i [VIII/263], dan Ibnu Majah [3354]).

Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah r.a., ia bercerita, "Ketika Rasulullah saw. sedang berbicara di hadapan para Sahabat, tiba-tiba datanglah seorang Arab badui, lalu bertanya, 'Bilakah terjadi hari Kiamat?' Namun Rasulullah terus melanjutkan pembicaraan. Sebagian orang berkata, 'Rasulullah mendengarnya namun beliau membenci perkataannya itu.' Sebagian orang berkata, 'Beliau tidak mendengarnya.' Setelah selesai berbicara Rasulullah berkata, 'Di mana si penanya tentang hari Kiamat tadi?' 'Aku orangnya, wahai Rasulullah!' sahutnya. Rasulullah berkata, 'Jika amanah telah disia-siakan, maka tunggulah hari Kiamat.' 'Bagaimanakah amanah disia-siakan?' tanyanya lagi. Rasulullah berkata, 'Jika urusan ini telah diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah hari Kiamat'!" (HR Bukhari [59]).

Kandungan Bab:

  1. Sifat amanah merupakan akhlak yang mulia, cakupannya sangat luas dan bentuknya juga beraneka ragam meliputi seluruh aspek kehidupan. Iman adalah amanah, barangsiapa menyia-nyiakan amanah berarti ia telah menyia-nyiakan iman. Ibadah adalah amanah, hak-hak manusia adalah amanah, muamalah adalah amanah… dan seterusnya.
  2. Melanggar amanah dan menyia-nyiakannya merupakan tanda rusaknya aturan dan norma-norma kehidupan dan merupakan tanda dekatnya hari Kiamat.
  3. Setiap Muslim wajib menunaikan amanah menurut apa yang telah disyari'atkan, meskipun orang lain berbuat khianat dan melakukan tipu daya terhadap dirinya. Sebab, khianat merupakan sifat orang munafik. Oleh sebab itu, dalam sebuah hadits riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi serta yang lainnya dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. memerintahkan, "Tunaikanlah amanah kepada orang yang memberi amanat kepadamu dan janganlah mengkhianati orang yang berbuat khianat terhadap dirimu."

    Hadits ini juga diriwayatkan dari beberapa orang Sahabat, di antaranya adalah Ubay bin Ka'ab, Anas bin Malik, dan Abu Umamah r.a.

Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin 'Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar'iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi'i, 2006), hlm. 138-140.

Oleh: Fani