Senin, 08 Maret 2010

Memenuhi Kewajiban kepada Allah
Penulis : KH Abdullah Gymnastiar

Seringkali kita agak teledor terhadap apa yang diperintahkan Allah. Atau menyibukkan diri dengan menuntut janji Allah tapi malah lalai dengan kewajiban. Padahal, sesungguhnya kita harus sangat menyakini bahwa janji Allah adalah pasti, tidak bisa dipungkiri. Karena itu, justru kita mesti risau bila belum menyempurnakan kewajiban kepada Allah.

Barangsiapa yang pandai bersyukur, niscaya Allah akan menambah nikmatnya. Maka, bersyukur adalah tugas kita berikutnya. Jangan resah dengan nikmat yang ingin didapat. Kita kerapkali lebih sering risau dengan nikmat yang belum ada, dibanding memikirkan bagaimana bersyukur atas nikmat yang sudah ada. Inilah sebetulnya yang menentukan kualitas hati kita. Maka setiap ingat janji Allah, ingatlah kewajiban kita kepada Allah, yang salah satunya adalah bersyukur.

Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, baginyalah jalan keluar. Jangan sampai kita sibuk memikirkan jalan ke luar tapi kita tidak sungguh-sungguh bertaqwa. Yakinlah, Allah Mahatahu masalah kita. Karena itu, fokuskan diri hanya pada taqwa, dan akibatnya, insya Allah jalan ke luar pasti akan diberikan Allah.

Lalu, yang juga mesti dibenahi adalah gerbang tawakal kita. Barangsiapa yang tawakal kepada Allah niscaya akan dicukupkan segalanya. Kita harus berlatih tawakal seperti tawakalnya Nabi Ibrahim AS yang begitu berat hendak meninggalkan anaknya di lembah antara bukit Shafa dan Marwa.

Tidak hanya itu, ia juga diperintahkan menyembelih anaknya, Nabi Ismail. Demikian pula Siti Hajar, karena ketawakalannya, Allah memancarkan sumur zam-zam untuk dirinya dan anaknya. Tawakal adalah bentuk keyakinan akan janji Allah.

Siapa yang bersungguh-sungguh kepada Allah, maka ia akan menuntun dan membuka pintu ke luar yang lain. Jadi bila ada kecemasan, jangan ragu dengan janji Allah, tapi fokuslah pada sabar dan shalat untuk mendapatkan pertolongan Allah. Sebaliknya, jika mengeluh, tidak menerima kenyataan, pasti tidak akan menyelesaikan masalah sama sekali. Apalagi jika Allah tidak menghendaki, akan tutup semua jalan ke luar, na'uzubillah.

Jadi, mau apa pun, keluarga sakinah, hidup tenang, mendapat jalan ke luar masalah, atau yang lainnya, semuanya bisa didapat hanya dengan memfokuskan diri pada memenuhi kewajiban kepada Allah. Pikirkan saja kualitas shalat dan sabar kita, serta amal ibadah lainnya. Semoga Allah memampukan kita untuk mempersembahkan amal terbaik. Aamiin.

Sumber : Buletin Keluarga Sakin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar